Sabtu, 12 September 2009

Jepang


Dari Tolololpedia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: navigasi, cari
セクシーな共和国の日本
Japan
Bendera Jepang Lambang Jepang
(Bendera) (Lambang)
Motto: Ganbatte!
Lagu kebangsaan: Lagunya Hiki, Ayu, BoA, Laruku, dll.
Lokasi Jepang
Ibu kota {{{capital}}}
21°2' LU 105°51' BT
Kota terbesar Pesona Kyoto, Kota Wisata Cibubur
Bahasa resmi Bahasa Jepang
Ekspor Hentai, Pikachu, Ban, Kereta bekas yang menyebabkan anjlok, VCD & DVD Hentai
Impor Alat penarik tubuh dan doping karena orang jepang sangat pendek dan pendek
Pahlawan Astronot lesbi yang belajar numpang naik roket Rusia, Koizumi Takhachi
Pemerintahan
Sensei
Negara Ateisme
Naruto
Kemerdekaan
- Dikado
berupa mas kawin Dari Amerika
Wilayah
- Total
- Air (%)

351.511 km² (akan masuk peringkat kecil karena pencurian Malaysia)
Penduduk
- Perk. 9009
- Sensus 9009
- Kepadatan

Harakiri terus tiap hari (Peringkat bontot (karena habis Harakiri))
Harakiri terus tiap hari
0 jiwa/km²; (Peringkat bontot)
PDB (PPP)
- Total
- Per kapita
perk. $1.32
$1.69 ($1.41)
$0.99 ($1.01)
Mata uang yen, lengkapnya "Yen ing tawang ono lintang..." (YEN)
Zona waktu
- Musim panas (DST)
WPU (Waktu Pertemuan Umum) (UTC??)
?? (UTC??)
TLD ??
Kode telepon +tadinya sih +82, tapi katanya sialan jadi ikut-ikutan Indonesia memakai +62 juga
{{{footnotes}}}

Untuk orang-orang yang tidak memiliki rasa humor sekalipun, bangsa Wikipedia yang (sok) tahu mempunyai artikel tentang Jepang.

Jepang, atau Kekaisaran Hentaiist Demokratis Jepang lengkapnya, adalah negara kepulauan yang terletak di tengah-tengah Samudera Pasifik di sebelah utara Korea Selatan. Negara Jepang disebut-sebut oleh PBB (Perserikatan Banzai-Banzai) sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar pada abad ke-21, terutama dengan komoditas utamanya yaitu hentai, bokep, dan dildo.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sejarah

Jepang pertama kali ditemukan oleh seorang penjelajah asal Portugis,Christopher Columbus, ketika ia sedang berlayar dari negeri Hindia Belanda untuk mencari-cari di mana letak negeri adidaya Amerika Serikat yang mahsyur pada tahun 1930.

Tidak lama sesudah ia menjejakkan kakinya di pulau Honshu yang hanya berpenghuni penduduk Ainu tersebut, ia menemukan papan nama besar di tengah-tengah lapangan: "WELCOME TO ROPPONGI HILLS".

Columbus bertanya kepada para penduduk setempat apakah betul tempat itu adalah Tanah Amerika.

Ketua suku Ainu di situ pun menjawab,"Iie" (yang dalam bahasa Jepang berarti "Tidak")

Namun Columbus mengira bahwa ketua Ainu itu mengatakan "Iye" (yang dalam bahasa Betawi berarti "Ya")

Mengira bahwa kota bernama Roppongi Hills itu terletak di dekat Beverly Hills di California, ia pun segera mengirimkan e-mail ke Raja Portugis Vasco da Gama yang isinya menyatakan bahwa ia sudah tiba di Amerika.

Raja Vasco da Gama senangnya bukan main. Beliau pun secara sukarela turun dari takhtanya sebulan kemudian agar bisa pindah ke kota Roppongi Hills yang dikiranya berada di Amerika.

Setiba di Bandara John F Kennedy, New York, Vasco da Gama bersama-sama dengan istrinya (mantan) Ratu Maria Ozawa da Gama (dahulu lebih terkenal dengan nama Maria Ozawa seng Gama) mengunjungi kediaman Presiden Amerika George Washington di Central Park.

Presiden George Washington pun menyangkal akan adanya kota Roppongi Hills di Amerika, karena orang Amerika manapun pasti tahu bahwa Roppongi Hills itu terletak di negara Jepang.

Geram pada Columbus karena mengabarkan berita yang salah, keesokan paginya Raja dan Ratu da Gama segera berangkat ke kota Edo agar bisa menghukum mati Columbus.

Setiba di Bandara Narita, Vasco da Gama langsung meng-SMS Kaisar Hiro Nakamura untuk meng-ekstradisi Christopher Columbus kembali ke Portugis. Namun permintaan ini pun ditolak oleh Kaisar tersebut dengan alasan negara Portugis sudah tidak eksis lagi semenjak Vasco da Gama turun dari takhtanya.

Kaisar Nakamura pun menjelaskan kepada Vasco da Gama bahwa setelah beliau pergi ke Amerika, kepemimpinan Portugis yang sempat kosong itu diambil alih melalui kudeta oleh Sultan Thaksin Shinawatra dari Thailand.

Vasco da Gama pun langsung merasa depresi. Dengan keadaan uang yang pas-pasan di Tokyo, istrinya mendukung agar bisa bekerja sebagai bintang film dengan nama samaran Miyabi sementara Vasco sendiri menjalani bekerja sebagai pemeran pendukung dalam film-film yang dibintangi istrinya sebagai pemegang kamera.

Vasco da Gama dan Miyabi da Gama meninggal secara tragis pada tahun 1945 karena Syphillis yang diakibatkan oleh radiasi bom atom di Hiroshima mereka meninggalkan seorang anak gadis yang diberi nama Takako da Gama yang nantinya akan meneruskan karir ibunya di bidang perfilm-an

Patung peringatan akan Columbus sebagai penemu Jepang masih berdiri sampai sekarang di tengah-tengah distrik Shibuya, Tokyo, sementara patung peringatan Vasco da Gama dan Miyabi da Gama didirikan di depan Sex Museum, Osaka.

[sunting] Ekonomi

Ekonomi Jepang sebagian besar didukung oleh keperkasaan pria dan wanita Jepang yang mampu bekerja semalaman, kalau perlu bahkan lembur, untuk menghasilkan film-film biru berkualitas tinggi. Tentu saja mereka perlu lembur, karena dengan daya tahan seksual yang sangat rendah, mereka perlu melakukan berkali-kali retake akibat muncratnya pemain pria. Hal ini berbeda jauh dengan pekerja film biru amatir Indonesia yang dengan hebat bisa melakukannya dalam 5 menit tanpa henti 3x sehari pagi, siang dan malam setelah makan.

Dengan kedisiplinan yang tertanam dalam jiwa mereka dan semangat menggebu-gebu yang mereka tunjukkan ketika bertanding di Takeshi Castle, tidaklah heran Jepang kini bisa menjadi kekuatan ekonomi No.3 setelah Amerika Serikat dan Indonesia.

== Pemerintahan ==

Jepang kadang-kadang dipimpin oleh Kaisar Aki Inggito, yang berdarah setengah sunda-setengah jepang, pada hari-hari tertentu, dan kalau dia merasa bosan maka kepemimpinan negara itu diambil oleh Perdana Menteri Yasudah Fuckaja yang berketurunan setengah-Jepang setengahnya lagi gak jelas.

Dalam perkembangannya, pemerintahan Jepang kewalahan menghadapi agresi dari organisasi bawah tanah Akatsuki yg bekerjasama dgn Black Organization, organisasi yg bertujuan mengumpulkan monster-monster yang ada di dunia... Untuk itu pemerintahan Jepang meminta bantuan kepada desa Konoha yg dipimpin oleh seorang nenek2 berdada besar bernama Sunade(susuna gede) yg segera mengimpor pahlawan dari Indonesia, yaitu Narto Gondrong bin Tukidjo, seorang empu keris dari jaman Majapahit, Mak Erot untuk memperbesar persenjataan canggih mereka, dan jangan lupakan mbah marijan yang bisa mengalahkan alat pendeteksi gempa paling canggih sekalipun untuk membantu mereka....

[sunting] Penduduk

Mayoritas Ainu, Beinu, Ceinu dan Deinu dengan beberapa penduduk Portugis keturunan Vasco da Gama masih tersisa di sekitar Tokyo. Mereka terkenal sebagai pencipta pedang pedang besi yang sangat panjang untuk menutupi kependekan pedang daging mereka.

Adapun beberapa penduduk yang sering juga disebut sebagai Masyarakat Zeinu, para imigran dari salah satu negara di Asia Tenggara. Mereka adalah keturunan langsung dari Marga-Marga Zeinu, seperti ZEINUddin Harahap ataupun Zeinul Abidin.


[sunting] Militer

Tentara Hideki Tojo melawan sekutu di game online.

Kemiliteran jepang sangat kuat karena di dukung oleh banyak tentara khusus :

[sunting] Hasil Ekspor

  • Hentai (ayam berdasi)
  • Doraemon
  • Baling-baling bambu
  • Viagra
  • Pedang Samurai
  • Pedang Panjang Seorang Kapiten
  • Pedang Pariaman
  • Pedang Sidempuan
  • Sumpit
  • Miyabi
  • Naruto
  • Bleach
  • Shabu-shabu
  • Sapida Motor
  • L'Arc~en~Ciel
  • Maria Ozawa
  • Kapten Tsubasa (Kapten Tisu Basah)
  • Final Fantasy (udah kehabisan fantasi)
  • JAV (Jagoan Audio Video)

[sunting] Hasil Impor

  • Istri asal Amerika
  • Jengkol asal Indonesia
  • Sushi buatan Rusia
  • Sashimi buatan Kazakhstan
  • Chicken Teriyaki dari Kanada
  • Teppanyaki dari Perancis
  • Naruto dari Armenia
  • WTS dari Uzbekistan
  • Kapur barus dari Siprus
  • Karet gelang dari Cina
  • Asparagus dari Kazakhstan
  • Genteng dari Kebumen
  • Sampah dari Leuwigajah
  • Kecap dari Ceko
  • Ikan Kembung dari Nauru
  • Sandal jepit dari Mongolia
  • Gindara Cordon Bleu
  • Tofu Petis
  • Nasi Goyeng
  • Sumpit dari kayu bekas rumah petak
  • Tempe dari Indonesia

Apa itu Manga..?

Manga (漫画) merupakan kata komik dalam bahasa Jepang; di luar Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang. Mangaka (漫画家) adalah orang yang menggambar manga.

Perbedaan mendasar antara sebutan manga dan komik adalah pembedaan pengelompokan, di mana manga lebih terfokus kepada komik-komik Jepang (kadang juga termasuk Asia), dan komik lebih kepada komik komik buatan Eropa/Barat.

Manga di Jepang
Majalah-majalah manga di Jepang biasanya terdiri dari beberapa judul komik yang masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman majalah itu (satu bab). Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman. Jika sukses, sebuah judul manga bisa terbit hingga bertahun-tahun.

Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang disebut tankōbon (atau kadang dikenal sebagai istilah volume). Komik dalam bentuk ini biasanya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan berguna buat orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah manga yang terbit mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul.

Dari bentuk tankōbon inilah manga biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di negara-negara lain seperti Indonesia.

* Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut shonen
* sedangkan yang untuk perempuan disebut shoujo.

Dua penerbit manga terbesar di Jepang adalah Shogakukan (小学館) dan Shueisha (集英社)

Gaya penggambaran
Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya/style sederhana dalam menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakangnya hampir semua manga digambar serealistis mungkin, biarpun gambar karakternya benar-benar sederhana. Para mangaka menggambar sederhana khususnya pada bagian muka, dengan ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung sejumput. Ada juga gaya menggambar Lolicon maupun Shotacon.

Tidak semua manga digambarkan dengan sederhana. Beberapa mangaka menggunakan style yang realistis, walaupun dalam beberapa elemen masih bisa dikategorikan manga. Seperti contohnya Vagabond, karya Takehiko Inoue yang menonjolkan penggunaan arsir, proporsi seimbang dan setting yang realistis.Tetap, Vagabond dikategorikan manga karena gaya penggambaran mata, serta beberapa bagian yang simpel. Manga juga biasa digambar dalam monochrome dan gradasinya yang biasa disebut tone.

Untuk komik jangka panjang atau yang memiliki ratusan volume, umumnya seiring dengan perkembangan waktu, para mangaka akan mengalami perubahan goresan yang cukup signifikan.Contoh yang umum di Indonesia mungkin karaya Hojo Tsukasa yang dari Cat Eyes berubah menjadi seperti dalam City Hunter. Atau karya lain Ah ! My Goddess yang dimulai sejak 1988 dan sampai sekarang masih terus berjalan. One Piece and Naruto pun cukup berubah bila dibandingkan pada goresan volume volume awal.

Doujinshi
Doujinshi adalah sebutan bagi manga yang dibuat oleh fans manga tersebut yang memiliki alur cerita atau ending yang berbeda dari manga aslinya. Para fans ini biasa mendistribusikannya dari tangan ke tangan, dijual secara indie di toko doujinshi, atau mengikuti konvensi akbar doujinshi yang biasa disebut Comiket. Disini dijual ribuan judul doujinshi tiap tahunnya. Pengunjungnya bisa mencapai 400.000 orang.

Doujinshi sendiri kadang menjadi batu loncatan seseorang/kelompok untuk menjadi mangaka. Ken Akamatsu (Love Hina, Negima) juga sering membuat dojin karyanya sendiri. Manga yang bertema hentai biasanya adalah dojin dari manga tertentu yang sudah terkenal. Biasanya karakter manga tersebut memang didesain untuk jadi "sasaran" para dojin-ka (sebutan bagi para pembuat dojin, sama seperi manga-ka).

Jenis manga
Banyak dari jenis-jenis ini juga berlaku untuk anime dan permainan komputer Jepang.

Berdasarkan jenis pembaca
* kodomo (子供) — untuk anak-anak.
* josei (女性) (atau redikomi) — wanita.
* seinen (青年) — pria.
* shōjo (少女) — remaja perempuan.
* shōnen (少年) — remaja lelaki.

Kategori manga pornografis
Biasanya disebut "hentai" (変態) dalam bahasa Inggris, meskipun istilah ecchi (H) lebih tepat.

* Softcore
o lolicon (perempuan muda)
o shota-con (laki-laki muda)
o yaoi (gay)
o yuri (lesbian)
* Hardcore
o ero-guro (erotic-grotesque)
o futanari (hermafrodit)
o kemono (hewan setengah manusia)
Sumber :http://www.kazoku-community.com/index.php?option=com_content&task=view&id=49&Itemid=73

Apa itu Anime..?

Anime (アニメ) adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang.

Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me (アニメ) yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan diucapkan sebagai "Anime-shon".

Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang luas adalah Astro Boy karya Ozamu Tezuka pada tahun 1963.
Sumber : http://www.kazoku-community.com/index.php?option=com_content&task=view&id=50&Itemid=73

What is Cosplay...?

Cosplay (コスプレ, kosupure) berasal dari kata "costume" dan "roleplay", yang berarti suatu hobi untuk berdandan dan berperan menjadi serupa karakter anime, manga, permainan video, jrock, jpop. Tapi beberapa lingkaran telah mengembangkan arti cosplay untuk permainan kostum apapun. Pembuatan istilah cosplay biasa diberikan kepada Nov Takahashi dari Studio Hard saat dia mengunjungi pergelaran sci-fi WorldCon di Los Angeles tahun 1984. Seseorang yang melakukan cosplay disebut cosplayer.

Cosplay sendiri lahir di dalam WorldCon. Tahun 1939 pada acara WorldCon pertama, Forrest J. Ackerman memakai baju yang ia namakan "futuristicostume" yang didesign dan dibuat oleh Myrtle R. Douglas. Itu memicu permainan kostum sebagai bagian integral dari Worldcon. Nov Takahashi melihatnya hampir 50 tahun kemudian dan membawanya pulang ke Jepang, dia begitu terkesan oleh kostum dan latar yang dibuat oleh para pengunjung lain sampai dia terus membicarakan dan melaporkannya saat kembali ke Jepang.

Para penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, Tiongkok, Eropa, Filipina, maupun Indonesia sendiri. Di Internet komunitas Cosplay dapat ditemui di berbagai situs dengan topik meluas seperti Cosplay.com yang membahas Cosplay secara garis besar, maupun situs bertopik spesifik seperti AnimeTwin.com sebagai ajang "nilai dan pamer foto" para Cosplayer di seluruh dunia.
Sumber: http://www.kazoku-community.com/index.php?option=com_content&task=view&id=51&Itemid=73

Yukata

Written by namichan

Yukata adalah jenis kimono nonformal Jepang yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Secara harfiah istilah Yukata berarti: baju sesudah mandi. Dipakai untuk kesempatan santai di musim panas (natsu). Yukata dibuat dari bahan katun yang mudah dilewati angin, agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam dengan air panas di Jepang.

Istilah Yukata ini lahir sejak sekitar zaman Azuchi-Momoyama. Bermula dari pakaian yang dipakai sesudah mandi yang disebut Yukatabira. Di zaman Edo, Yukatabira menjadi sangat populer di kalangan rakyat dan namanya disingkat menjadi Yukata saja. Pada zaman dahulu, memakai Yukata untuk bertemu dengan orang lain dianggap sangat tidak sopan, mengingat fungsi Yukata yang cuma sebagai pakaian tidur. Namun sekarang, Yukata dapat dikenakan kapanpun atau saat pergi kemanapun. Malah pakaian ini menjadi pakaian utama yang dikenakan saat melihat Hanabi Matsuri (Festival kembang api). Jika terlihat banyak perempuan memakai Yukata di musim panas (natsu), berarti tidak jauh dari tempat itu ada festival kembang api.

Yukata umumnya dibuat dari kain katun walaupun sekarang banyak yang dibuat dari bahan campuran, misalnya katun bercampur polyester. Yukata untuk laki-laki biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar gelap (seperti hitam, biru tua, ungu tua) dengan corak garis-garis warna gelap. Sedangkan Yukata untuk wanita biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar cerah atau warna pastel dengan corak beraneka warna yang cerah. Corak-corak kain yang populer untuk Yukata wanita adalah bunga Sakura, bunga Krisan, Poppy, bunga-bunga yang mekar di musim panas.

Perbedaan Kimono dan Yukata:

1. Berbeda dengan Kimono yang sering disebut orang Jepang sebagai Gofuku atau Wafuku dan hanya dipakai pada kesempatan formal, Yukata dipakai untuk kesempatan santai seperti: berjalan-jalan melihat pesta kembang api, melihat festival musim panas (matsuri), atau menari di saat perayaan Obon (festival menyambut arwah).

2. Kimono yang harganya sangat mahal hingga luar biasa mahal, harga Yukata umumnya terjangkau oleh semua orang.

3. Kimono jadi yang hampir-hampir tidak ada toko yang mau menjualnya, di toko pakaian banyak dijual Yukata yang sudah jadi dengan beraneka ukuran dengan harga terjangkau

4. Kimono yang menurut ukuran lebar lengannya dapat diketahui status seorang wanita (sudah menikah atau masih gadis), Yukata dapat dipakai oleh siapa saja tanpa mengenal status.

5. Kimono yang pemakainya diwajibkan memakai pakaian dalam sebanyak 2 lapis (Hadajuban dan Juban), perempuan yang memakai Yukata hanya diharuskan pakaian dalam lapis pertama (Hadajuban).

Sama halnya dengan Kimono, agar Yukata terlihat bagus sewaktu dipakai, maka yang dipakai haruslah Yukata yang sesuai ukuran badan si pemakai. Jika Yukata yang anda kenakan ingin terlihat bagus dan pas di badan, Yukata yang anda kenakan haruslah Yukata yang dijahit sesuai dengan ukuran badan anda (order made).

Urutan agar pemakaian Yukata tampak bagus dan rapi:

1. Jika ingin mengenakan Yukata secara benar, dianjurkan untuk mengenakan Susoyoke, yakni berupa rok dalam panjang yang bisa berwarna putih polos atau bercorak dengan warna cerah. Jika tidak mau memakai atau tidak mempunyai Susoyoke juga tidak apa-apa.

2. Memakai pakaian dalam yang disebut Hadajuban dan mengencangkan tali pengikatnya.

3. Memakai Yukata. Panjang Yukata selalu melebihi panjang yang dibutuhkan si pemakai sehingga kain Yukata yang panjangnya berlebih harus diangkat sedikit ke bagian pinggang dan dikencangkan dengan menggunakan Koshihimo (sabuk pinggang dari kain)

4. Merapikan Bagian-bagian Yukata yang sedikit longgar di badan ke arah perut dan

mengencangkannya dengan kain sabuk pengikat yang disebut Datejime

5. Mengencangkan Yukata dengan melilitkan dan mengikatkan Obi.

Obi adalah kain yang dililitkan di pinggang, yang panjangnya sekitar 4 sampai 5 meter. Lebar Obi yang digunakan untuk Yukata adalah setengah dari lebar Obi yang digunakan untuk memakai Kimono. Ada banyak jenis simpul yang digunakan untuk pada saat mengikat Obi. Simpul Obi yang paling populer adalah simpul Bunko yang berbentuk seperti kupu-kupu. Jika belum dapat membuat simpul Obi sendiri, anda dapat membeli simpul Obi yang sudah jadi di toko dan tinggal menyisipkannya ke dalam Obi anda.

Yukata juga digunakan oleh aktor Kabuki di saat bermake-up atau peran yang mengharuskan aktor Kabuki memakai Yukata. Pegulat Sumo juga memakai Yukata sebelum dan sesudah bertanding. Begitupula penari tradisional Jepang (Nihon Buyou) mengenakan Yukata sebagai pengganti Kimono sewaktu belajar menari agar Kimono yang harganya mahal tidak menjadi basah karena keringat.

Saat ini, toko-toko di Jepang sudah mulai terlihat memajang beberapa Yukata dengan aneka corak warna dengan harga terjangkau. Tanda musim panas segera tiba.

Sumber : aishliz.multiply.com

history of samurai

Samurai Istilah samurai ( 侍 ), pada awalnya mengacu kepada “seseorang yang mengabdi kepada bangsawan”. Pada zaman Nara, (710 – 784), istilah ini diucapkan saburau dan kemudian menjadi saburai. Selain itu terdapat pula istilah lain yang mengacu kepada samurai yakni bushi. Istilah bushi ( 武士 ) yang berarti “orang yang dipersenjatai/kaum militer”, pertama kali muncul di dalam Shoku Nihongi ( 続日本紀 ), pada bagian catatan itu tertulis “secara umum, rakyat dan pejuang (bushi) adalah harta negara”. Kemudian berikutnya istilah samurai dan bushi menjadi sinonim pada akhir abad ke-12 (zaman Kamakura). Pada zaman Azuchi-Momoyama (1573 – 1600) dan awal zaman Edo (1603), istilah saburai berubah menjadi samurai yang kemudian berubah pengertian menjadi “orang yang mengabdi”.

Sejarah Samurai
Dalam catatan sejarah militer di Jepang, terdapat data-data yang menjelaskan bahwa pada zaman Nara (710 – 784), pasukan militer Jepang mengikuti model yang ada di Cina dengan memberlakukan wajib militer9 dan dibawah komando langsung Kaisar. Dalam peraturan yang diberlakukan tersebut setiap laki-laki dewasa baik dari kalangan petani maupun bangsawan, kecuali budak, diwajibkan untuk mengikuti dinas militer. Secara materi peraturan ini amat berat, karena para wakil tersebut atau kaum milter harus membekali diri secara materi sehingga banyak yang menyerah dan tidak mematuhi peraturan tersebut. Selain itu pula pada waktu itu kaum petani juga dibebani wajib pajak yang cukup berat sehingga mereka melarikan diri dari kewajiban ini. Pasukan yang kemudian terbentuk dari wajib militer tersebut dikenal dengan sakimori ( 防人 ) yang secara harfiah berarti “pembela”, namun pasukan ini tidak ada hubungannya dengan samurai yang ada pada zaman berikutnya.

Setelah tahun 794, ketika ibu kota dipindahkan dari Nara ke Heian (Kyoto), kaum bangsawan menikmati masa kemakmurannya selama 150 tahun dibawah pemerintahan kaisar. Tetapi, pemerintahan daerah yang dibentuk oleh pemerintah pusat justru menekan para penduduk yang mayoritas adalah petani. Pajak yang sangat berat menimbulkan pemberontakan di daerah-daerah, dan mengharuskan petani kecil untuk bergabung dengan tuan tanah yang memiliki pengaruh agar mendapatkan pemasukan yang lebih besar. Dikarenakan keadaan negara yang tidak aman, penjarahan terhadap tuan tanah pun terjadi baik di daerah dan di ibu kota yang memaksa para pemilik shoen (tanah milik pribadi) mempersenjatai keluarga dan para petaninya. Kondisi ini yang kemudian melahirkan kelas militer yang dikenal dengan samurai.

Kelompok toryo (panglima perang) dibawah pimpinan keluarga Taira dan Minamoto muncul sebagai pemenang di Jepang bagian Barat dan Timur, tetapi mereka saling memperebutkan kekuasaan. Pemerintah pusat, dalam hal ini keluarga Fujiwara, tidak mampu mengatasi polarisasi ini, yang mengakibatkan berakhirnya kekuasaan kaum bangsawan.

Kaisar Gonjo yang dikenal anti-Fujiwara, mengadakan perebutan kekuasaan dan memusatkan kekuasaan politiknya dari dalam o-tera yang dikenal dengan insei seiji. Kaisar Shirakawa,menggantikan kaisar Gonjo akhirnya menjadikan o-tera sebagai markas politiknya. Secara lihai, ia memanfaatkan o-tera sebagai fungsi keagamaan dan fungsi politik.

Tentara pengawal o-tera, souhei ( 僧兵 ) pun ia bentuk, termasuk memberi sumbangan tanah (shoen) pada o-tera. Lengkaplah sudah o-tera memenuhi syarat sebagai “negara” di dalam negara. Akibatnya, kelompok kaisar yang anti pemerintahan o-tera mengadakan perlawanan dengan memanfaatkan kelompok Taira dan Minamoto yang sedang bertikai.

Keterlibatan Taira dan Minamoto dalam pertikaian ini berlatar belakang pada kericuhan yang terjadi di istana menyangkut perebutan tahta, antara Fujiwara dan kaisar yang pro maupun kotra terhadap o-tera. Perang antara Minamoto, yang memihak o-tera melawan Taira, yang memihak istana, muncul dalam dua pertempuran besar yakni Perang Hogen (1156) dan Perang Heiji (1159).
Peperangan akhirnya dimenangkan oleh Taira yang menandai perubahan besar dalam struktur kekuasaan politik. Untuk pertama kalinya, kaum samurai muncul sebagai kekuatan politik di istana.

Taira pun mengangkat dirinya sebagai kuge ( 公家 - bangsawan kerajaan), sekaligus memperkokoh posisi samurai-nya. Sebagian besar keluarganya diberi jabatan penting dan dinobatkan sebagai bangsawan.

Keangkuhan keluarga Taira akhirnya melahirkan konspirasi politik tingkat tinggi antara keluarga Minamoto (yang mendapat dukungan dari kaum bangsawan) dengan kaisar Shirakawa, yang pada akhirnya mengantarkan keluarga Minamoto mendirikan pemerintahan militer pertama di Kamakura (Kamakura Bakufu; 1192 – 1333).

Ketika Minamoto Yoritomo wafat pada tahun 1199, kekuasaan diambil alih oleh keluarga Hojo yang merupakan pengikut Taira. Pada masa kepemimpinan keluarga Hojo (1199 -1336), ajaran Zen masuk dan berkembang di kalangan samurai. Para samurai mengekspresikan Zen sebagai falsafah dan tuntunan hidup mereka.

Pada tahun 1274, bangsa Mongol datang menyerang Jepang. Para samurai yang tidak terbiasa berperang secara berkelompok dengan susah payah dapat mengantisipasi serangan bangsa Mongol tersebut. Untuk mengantisipasi serangan bangsa Mongol yang kedua (tahun 1281), para samurai mendirikan tembok pertahanan di teluk Hakata (pantai pendaratan bangsa mongol) dan mengadopsi taktik serangan malam. Secara menyeluruh, taktik berperang para samurai tidak mampu memberikan kehancuran yang berarti bagi tentara Mongol, yang menggunakan taktik pengepungan besar-besaran, gerak cepat, dan penggunaan senjata baru (dengan menggunakan mesiu). Pada akhirnya, angin topanlah yang menghancurkan armada Mongol, dan mencegah bangsa Mongol untuk menduduki Jepang. Orang Jepang menyebut angin ini kamikaze (angin dewa).

Dua hal yang diperoleh dari penyerbuan bangsa Mongol adalah pentingnya mobilisasi pasukan infantri secara besar-besaran, dan kelemahan dari kavaleri busur panah dalam menghadapi penyerang. Sebagai akibatnya, lambat laun samurai menggantikan busur-panah dengan “pedang” sebagai senjata utama samurai. Pada awal abad ke-14, pedang dan tombak menjadi senjata utama di kalangan panglima perang.

Pada zaman Muromachi (1392 – 1573), diwarnai dengan terpecahnya istana Kyoto menjadi dua, yakni Istana Utara di Kyoto dan Istana Selatan di Nara. Selama 60 tahun terjadi perselisihan sengit antara Istana Utara melawan Istana Selatan (nambokuchō tairitsu).

Pertentangan ini memberikan dampak terhadap semakin kuatnya posisi kaum petani dan tuan tanah daerah (shugo daimyō) dan semakin lemahnya shogun Ashikaga di pemerintahan pusat. Pada masa ini, Ashikaga tidak dapat mengontrol para daimyō daerah. Mereka saling memperkuat posisi dan kekuasaannya di wilayah masing-masing.

Setiap Han13 seolah terikat dalam sebuah negara-negara kecil yang saling mengancam. Kondisi ini melahirkan krisis panjang dalam bentuk perang antar tuan tanah daerah atau sengoku jidai (1568 – 1600). Tetapi krisis panjang ini sesungguhnya merupakan penyaringan atau kristalisasi tokoh pemersatu nasional, yakni tokoh yang mampu menundukkan tuan-tuan tanah daerah, sekaligus menyatukan Jepang sebagai “negara nasional” di bawah satu pemerintahan pusat yang kuat. Tokoh tersebut adalah Jenderal Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi.

Oda Nobunaga, seorang keturunan daimyo dari wilayah Owari dan seorang ahli strategi militer, mulai menghancurkan musuh-musuhnya dengan cara menguasai wilayah Kinai, yaitu Osaka sebagai pusat perniagaan, Kobe sebagai pintu gerbang perdagangan dengan negara luar, Nara yang merupakan “lumbung padi”, dan Kyoto yang merupakan pusat pemerintahan Bakufu Muromachi dan istana kaisar.

Strategi terpenting yang dijalankannya adalah Oda Nobunaga dengan melibatkan agama untuk mencapai ambisinya. Pedagang portugis yang membawa agama Kristen, diberi keleluasaan untuk menyebarkan agama itu di seluruh Jepang. Tujuan strategis Oda dalam hal ini adalah agar ia secara leluasa dapat memperoleh senjata api yang diperjualbelikan dalam kapal-kapal dagang Portugis, sekaligus memonopoli perdagangan dengan pihak asing. Dengan memiliki senjata api (yang paling canggih pada masa itu), Oda akan dapat menundukkan musuh-musuhnya lebih cepat dan mempertahankan wilayah yang telah dikuasainya serta membentuk pemerintahan pusat yang kokoh.

Oda Nobubunaga membangun benteng Azuchi Momoyama pada tahun 1573 setelah berhasil menjatuhkan Bakufu Muromachi. Strategi Oda dengan melindungi agama Kristen mendatangkan sakit hati bagi pemeluk agama Budha. Pada akhirnya, ia dibunuh oleh pengikutnya sendiri, Akechi Mitsuhide, seorang penganut agama Budha yang fanatik, pada tahun 1582 di Honnoji, sebelum ia berhasil menyatukan seluruh Jepang.

Toyotomi Hideyoshi, yang merupakan pengikut setia Oda, melanjutkan penyatuan Jepang, dan tugasnya ini dituntaskan pada tahun 1590 dengan menaklukkan keluarga Hojo di Odawara dan keluarga Shimaru di Kyushu tiga tahun sebelumnya.

Terdapat dua peraturan penting yang dikeluarkan Toyotomi : taiko kenchi (peraturan kepemilikan tanah) dan katana garirei (peraturan perlucutan pedang) bagi para petani. Kedua peraturan ini secara strategis bermaksud “mengontrol” kekayaan para tuan tanah dan mengontrol para petani agar tidak melakukan perlawanan atau pemberontakan bersenjata.

Keberhasilan Toyotomi menaklukkan seluruh tuan tanah mendatangkan masalah tersendiri. Semangat menang perang dengan energi pasukan yang tidak tersalurkan mendatangkan ancaman internal yang menjurus kepada disintegrasi bagi keluarga militer yang tidak puas atas kemenangan Toyotomi. Dalam hal inilah Toyotomi menyalurkan kekuatan dahsyat tersebut untuk menyerang Korea pada tahun 1592 dan 1597. Sayang serangan ini gagal dan Toyotomi wafat pada tahun 1598, menandakan awal kehancuran bakufu Muromachi.

Kecenderungan terdapat perilaku bawahan terhadap atasan yang dikenal dengan istilah gekokujō ini telah muncul tatkala Toyotomi menyerang Korea. Ketika itu, Tokugawa Ieyasu mulai memperkuat posisinya di Jepang bagian timur, khususnya di Edo (Tokyo). Kemelut ini menyulut perang besar antara kelompok-kelompok daimyo yang memihak Toyotomi melawan daimyo yang memihak Tokugawa di medan perang Sekigahara pada tahun 1600. Kemenangan berada di pihak Tokugawa di susul dengan didirikannya bakufu Edo pada tahun 1603.

Samurai di Jaman Edo
Samurai di zaman Edo menjalankan kewajiban melayani tuan tanah feodal masing-masing dengan dua cara. Pertama, menjalankan tugas keprajuritan pada masa damai, yakni menjaga benteng daimyō, mengawal daimyō ketika ia pergi ke Edo dan pulang dari Edo16, dan menyediakan pasukan yang dapat digunakan daimyo untuk menjaga tanahnya.

Namun, setelah Tokugawa berhasil mewujudkan ketertiban di Jepang pada abad ke-17, para samurai ini kebanyakan menjalankan tugas administrasi, dalam hal ini adalah administrasi keuangan seperti menghimpun pendapatan dalam bentuk beras atau uang tunai untuk membayar tunjangan, merawat rumah resmi di Edo, dan membayar biaya perjalanan ke Edo setiap tahunnya.

Karena para samurai tidak dapat lagi diandalkan untuk bertempur, shogun dan daimyō tidak ingin menghilangkan nilai kesetiaan dan keberanian samurai, tetapi perkelahian dan balas dendam turun temurun, sering terjadi dan merupakanbagian dari kehidupan samurai yang tidak sesuai dalam masyarakat aman dan damai yang sedang mereka bangun. Bakufu kemudian menindak tegas pelaku perkelahian dan melarang balas dendam. Untuk mendorong agar para samurai mau menerima perubahan, maka disediakan imbalan. Pada abad ke-18, pejabat mendapat tunjangan tambahan untuk menambah gaji. Pekerjaan yang baik menjadi salah satu pertimbangan untuk naik pangkat, yang membuka kemungkinan untuk naik jabatan.

Selain itu pendidikan moral, etika, dan pengetahuan umum mulai dikenalkan. Sampai saat itu sebagian besar samurai terutama samurai berpangkat tinggi mendapat pendidikan secara individual. Pendidikan tersebut antara lain pengetahuan mengenai etika selain keahlian menggunakan senjata, berikut pengetahuan membaca dan menulis. Peran birokrasi dalam kehidupan telah menjadi norma, para atasan menginginkan nilai-nilai lebih dari seorang samurai. Seperti kaum bangsawan di zaman Nara dan Heian, mereka harus memiliki sikap moral yang “benar” jika mereka ingin mendapat peranan dalam pemerintahan. Terutama harus memahami ajaran-ajaran klasik Konfusius, oleh karena itu bakufu dan para daimyō mulai mendirikan tempat-tempat pendidikan dimana hal-hal tersebut dapat dipelajari. Terdapat lima belas tempat-tempat pendidikan yang didirikan pada tahun 1700.

---
Artikel ini merupakan hak cipta dari rantarou (rantarou_uai[at]yahoo[dot]com)
Dilarang menyalin, mengutip, memproduksi ulang sebagian atau seluruh artikel tanpa izin dari penulis
segala bentuk pelanggaran akan dikenai sanksi sesuai hukum yang berlaku

sumber : http://www.kazoku-community.com/index.php?option=com_content&task=view&id=56&Itemid=73

Selasa, 08 September 2009

Struktur dan Pemberian Nama Jepang

Sumber: http://www.hikaruyuuki.com/blog/category/art-culture

Struktur nama sekarang (nama keluarga + nama pemberian) belum terwujud sebelum 1870an ketika pemerintah membuat sistem registrasi keluarga baru. Di masa feudal Jepang, nama merefleksikan status sosial seseorang. Nama juga merefleksikan keanggotaan seseorang misalnya terhadap kepercayaan seperti Buddhist dan Shintō, militer-feudal, perdagangan, pelayan, atau budak, dan sebagainya.

Sebelum masa feudal, nama klan di Jepang ditonjolkan, yaitu nama dengan menggunakan no (no berarti dari, walaupun asosiasinya dalam urutan terbalik dalam bahasa Jepang, dan umumnya tidak secara eksplisit dituliskan dalam penamaan seperti ini). Sehingga, nama Minamoto no Yoritomo (源 頼朝) adalah Yoritomo (頼朝) dari klan Minamoto (源), contoh lain adalah Fujiwara no Kamatari (藤原 鎌足), Ki no Tsurayuki (紀 貫之), dan Taira no Kiyomori (平 清盛).

Kaisar Jepang dan keluarganya tidak memiliki nama keluarga karena alasan sejarah, hanya nama pemberian seperti Hirohito (裕仁) yang jarang digunakan di Jepang. Ketika anak lahir dalam keluarga kekaisaran, mereka diberikan nama pemberian sebagaimana gelar istimewa. Misalnya gelar Akihito (Tsugu-no-miya Akihito (継宮明仁)) adalah Tsugu-no-miya (継宮 “Pangeran Tsugu”) dan dikenal sebagai Pangeran Tsugu semasa kecilnya. Gelar ini biasanya digunakan hingga dia menjadi pewaris tahta atau mewarisi salah satu nama keluarga kepangeranan dalam sejarah (常陸宮 Hitachi-no-miya, 三笠宮 Mikasa-no-miya, 秋篠宮 Akishino-no-miya, etc). Banyak anggota dari keluarga imperial yang menjadi rakyat biasa setelah Perang Dunia II, dan mengadopsi nama keluarga imperial sebagai nama biasa, seperti Asaka Yasuhiko.

Nama Jepang (人名Jinmei) di masa sekarang ini biasanya terbentuk dari nama keluarga diikuti nama pemberian. Urutan nama sudah hal yang biasa di negara-negara yang telah lama menjadi bagian dari lingkungan budaya China, termasuk China, Korea, dan Vietnam. Tidak ada perbedaan antara nama tengah dan nama pemberian seperti di negara-negara barat. Setiap orang Jepang memiliki satu nama keluarga dan satu nama pemberian tanpa nama tengah (kecuali untuk keluarga kekaisaran yang tidak memiliki nama keluarga/nama akhir seperti yang dijelaskan sebelumnya). Nama pemberian disebut namae (名前) atau shita no namae (下の名前yang berarti nama bawah), sedangkan nama keluarga disebut myōji (苗字 atau 名字), uji (氏), sei (姓).

Secara historis, myōji, uji, dan sei memiliki perbedaan makna. Sei awalnya adalah nama keluarga matrilineal (dari keluarga ibu), yang kemudian hanya bisa diperuntukkan bagi kaisar. Uji awalnya digunakan untuk keturunan patrilineal, tetapi kemudian dilebur dengan myōji bersamaan waktu ketika sei kehilangan arti matrilineal. Nama keluarga yang umum di Jepang adalah Sato (佐藤) (yang paling umum), Suzuki (鈴木) (yang umum kedua), Takahashi (高橋) (yang umum ketiga), dan Kato (加藤) (yang umum kesepuluh). Berdasarkan perkiraan, terdapat kira-kira 10.000 nama keluarga yang berbeda yang digunakan di Jepang saat ini. Nama keluarga mempunyai kekerapan yang berbeda di tiap daerah, misalnya nama Chinen (知念), Higa (比嘉), dan Shimabukuro (島袋) sudah biasa di daerah Okinawa tapi tidak demikian di daerah lain di Jepang. Banyak nama keluarga yang diturunkan dari alam, misalnya Ishikawa (石川) yang berarti “batu sungai”, Yamamoto (山本) yang berarti “dasar gunung”, Inoue (井上) yang berarti “atas mata air”.

Nama pemberian lebih banyak perbedaan dalam penulisan dan penggunaan karakternya. Nama untuk laki-laki biasanya diakhiri dengan –ro (郎 “son”, but also 朗 “clear, bright”) atau –ta (太 “great, thick”) atau mengandung ichi (一 anak pertama), kazu (ditulis juga dengan一 untuk anak pertama, atau beberapa kemungkinan lain), ji (二anak kedua atau次 “next”) atau dai (大 “great, large”). Sedangkan untuk perempuan menggunakan nama yang diakhiri dengan –ko (子 “child”) atau -mi (美 “beauty”) (Sejak akhir 1980 popularitas dari nama perempuan berakhiran –ko menurun drastis untuk nama bayi dan beberapa perempuan menghilangkan –ko ketika dewasa). Akhiran nama yang populer lainnya untuk perempuan adalah –ka (香 “scent, perfume” or 花 / 華 “flower”) dan – na (奈, or 菜, berarti greens).

Nama Jepang biasanya ditulis dalam kanji, yang merupakan karakter dalam bahasa China tetapi dalam pengucapan dalam bahasa Jepang. Kanji untuk sebuah nama dapat memiliki banyak kemungkinan pengucapan. Nama Jepang adapula yang ditulis menggunakan hiragana atau bahkan katakana atau campuran dari kanji dan kana. Nama tradisional menggunakan pembacaan kun’yomi (berdasarkan bahasa Jepang asli) sedangkan ada pula yang menggunakan on’yomi (berdasakan bahasa China) untuk membaca nama pemberian dan nama keluarga.

Untuk menyingkat nama (biasanya untuk selebritis) umumnya adalah dengan menggunakan penggabungan dua morae dari dua kata. Misalnya, Takuya Kimura (木村 拓哉, Kimura Takuya), aktor dan penyanyi Jepang, menjadi Kimutaku (キムタク). Hal ini kadang-kadang juga diterapkan untuk selebritis bukan asli Jepang, Misalnya Brad Pitt, yang namanya dalam bahasa Jepang adalah Buraddo Pitto (ブラッド ピット) biasanya dikenal dengan Burapi (ブラピ), Jimi Hendrix disingkat Jimihen (ジミヘン). Beberapa selebritis juga menggunakan nama yang menggabungkan antara kanji dan katakana seperti Beat Takeshi (Takeshi Kitano), Marcy (Masashi Tashiro), Martin (Masayuki Suzuki).

Biasanya pada anak-anak dari nama pemberian pun terkadang ditambahi sufiks –chanちゃん. Ada 2 cara untuk penambahan ini. Pertama, nama pemberian yang ditambahi –chan seperti Tarō-chan dari Tarō, Kimiko-chan dari Kimiko, dan Yasunari-chan dari Yasunari. Kedua, penyingkatan dari nama pemberian yang ditambahi –chan seperti Ta-chan, Kii-chan, dan -chan. Walapun umumnya diberikan pada anak-anak, tapi bisa juga nama tersebut masih dipanggil waktu dewasa karena mereka sudah saling mengenal sejak kecil.

Ketika sudah dewasa dan kita berbicara dengan orang lain atau membicarakan orang lain, ada semacam norma dan sopan-santun di dalamnya. Siapa yang kita ajak bicara dan dalam situasi bagaimana. Biasanya untuk memanggil seseorang digunakan nama keluarganya, terutama bila dalam situasi formal dan yang diajak berbicara lebih tua, atasan, dsb, dan umumnya penggunaan titel さん -san ditambahkan setelah nama.

Orang-orang Jepang menghindari pemanggilan senior atau atasan dengan menggunakan nama saja, tetapi dengan sebuah titel. Contohnya, di keluarga menggunakan hubungan keluarga, semisal お母さん okāsan (untuk ibu), di sekolah memanggil 先生 sensei (untuk guru), dan di perusahaan memanggil 社長 shachō (untuk presiden perusahaan). Pemanggilan seseorang tanpa title atau yang menghormati disebut yobisute (呼び捨て) dan dianggap kasar walaupun di situasi yang paling informal atau akrab sekalipun, tapi hal ini masih bisa ditoleransi untuk orang luar negeri.

VN:F [1.6.2_892]

Festival Di Jepang Posted in: Japan & Indo Culture |

Festival di Jepang merupakan acara tradisional yang berhubungan dengan perayaan tertentu. Beberapa festival mempunyai asal-usul dari festival yang juga awalnya ada di China tetapi telah mengalami perubahan dramatis dengan tradisi lokal.

Beberapa malahan benar-benar berbeda yang tidak memiliki kemiripan dengan festival “aslinya” walaupun memiliki nama dan waktu yang sama. Terdapat pula beberapa festival lokal (seperti Tobata Gion) yang bahkan tidak diketahui di luar prefektur lain.

Masyarakat Jepang pada umumnya tidak merayakan Tahun Baru China~karena telah tergantikan oleh Tahun Baru Barat pada akhir abad 19~, tetapi warga China yang bertempat tinggal di Jepang masih merayakannya. Di Yokohama, terdapat pecinan terbesar di Jepang, dimana turis dari segala penjuru di Jepang datang untuk menikmati perayaan tersebut. Hal ini juga mirip dengan festival lampion di pecinan Nagasaki.

Festival biasanya terdiri dari satu atau dua acara utama, dengan stan-stan makanan, pertunjukan, permainan untuk membuat pengunjung tetap betah dan terhibur.

Matsuri

Matsuri berarti festival atau hari raya. Di Jepang, festival biasanya disponsori oleh kuil ataupun diadakan bukan yang bersifat kepercayaan. Biasanya setiap daerah memiliki setidaknya satu matsuri di akhir musim panas atau awal musim gugur, kadang berhubungan dengan panen.

Kita dapat menemukan stan-stan di sekitar matsuri yang menjual souvenir atau makanan seperti takoyaki, atau yang menyediakan permainan seperti menangkap ikan koki. Selain itu ada juga kontes karaoke, pertandingan sumo, dan hiburan-hiburan lain yang tersedia.

Berikut ini beberapa festival yang terkenal di Jepang


Festival Nasional

  • Seijin Shiki (Senin kedua di bulan Januari)
    Coming of Age Day
  • Hinamatsuri (3 Maret)
    Festival boneka ini mempunyai nama lain seperti Sangatsu Sekku (Festival Bulan 3), Momo Sekku (Festival Persik), Joshi no Sekku (Festival Gadis). Dikenal sebagai Festival Persik karena persik bersemi di awal musim semi dan disimbolkan sebagai keberanian dan kecantikan feminin. Anak perempuan memakai kimono terbaik mereka dan mengunjungi rumah temannya. Di rumah-rumah di tempatkan panggung berisi hina ningyo (boneka hina, sederet boneka yang mewakili kaisar, permaisuri, pelayan, dan musisi yang memakai pakaian kuno) dan sekeluarga merayakan dengan makanan spesial Hishimochi dan Shirozake.
  • Hanami (akhir bulan Maret hingga awal April)
    Berbagai festival bunga diadakan oleh kuil Shinto selama bulan April. Darmawisata dan piknik dilakukan untuk menikmati bunga, terutama bunga Sakura. Di beberapa tempat, menikmati bunga diadakan berdasarkan hari-hari tertentu yang tetap. Even ini yang paling populer selama musim semi.
    selama bulan April
  • Tanabata (7 Juli)
    Disebut juga festival bintang. Aslinya berasal dari legenda China yang menceritakan dua bintang penenun (Vega) dan pengembala domba (Altair) dimana mereka berdua pasangan kekasih yang hanya dapat bertemu sekali dalam setahun pada malam ke-7 bulan ke-7 dimana tidak ada hujan dan banjir di Milky Way pada hari itu. Dinamakan Tanabata setelah gadis penenun dari legenda Jepang dipercayai dialah yang membuat baju untuk dewa-dewa. Warga Jepang biasanya menuliskan permohonan dan harapan asmara di selembar kertas berwarna dan menggantungkannya di ranting bambu bersamaan dengan ornamen-ornamen kecil.
  • Shichi-Go-San: festival untuk anak-anak berusia 3, 5, 7 tahun (15 November)
    Anak laki-laki berusia lima tahun atau tujuh tahun serta anak perempuan berusia tiga tahun dibawa ke kuil setempat untuk berdoa demi keselamatan dan hidup yang sehat. Festival ini dilakukan karena ada kepercayaan bahwa anak-anak pada usia tertentu bisa mendapat kesialan sehingga diperlukan perlindungan. Anak-anak biasanya mengenakan pakaian tradisional untuk acaranya dan setelah mengunjungi kuil banyak orang membeli chitose-ame (permen seribu tahun) yang dijual di kuil.
  • O-misoka (31 December)
    Masyarakat Jepang membersihkan rumah (Osoji) untuk menyambut tahun baru dan untuk menghilangkan pengaruh tidak baik. Banyak warga yang mengunjungi kuil Buddha untuk mendengarkan bel berbunyi sebanyak 108 kali ketika malam hari (joya no kane). Hal ini dilakukan untuk mengumumkan bahwa tahun lama telah dilewati dan tahun yang baru telah datang. Alasan kenapa dibunyikan 108 kali adalah karena penganut Buddha percaya manusia digoda 108 macam hasrat dan nafsu duniawi (bonno). Dengan tiap kali bunyi, satu hasrat dihilangkan. Menjadi adat juga bahwa memakan toshikoshi koba (mie melewati tahun) diharapkan bahwa seluruh keluarga mendapat keberuntungan layaknya sepanjang mie yang panjang.
  • Oshogatsu (1-3 Januari, walaupun perayaan juga dilakukan selama bulan Januari)
    Tahun Baru adalah even tahunan yang paling penting dan terperinci di Jepang. Sebelum Tahun Baru, rumah dibersihkan, hutang-hutang dibayarkan, dan osechi (makanan yang di baki untuk Tahun Baru) disiapkan ~atau dibeli. Osechi adalah makanan tradisional yang dipilih karena warna keberuntungan, bentuk, atau nama yang menarik dengan harapan untuk mendapatkan keberuntungan dalam berbagai segi kehidupan selama tahun yang baru. Rumah didekorasi dan hari libur dirayakan dengan berkumpulnya keluarga, mengunjungi kuil, dan menghubungi sanak famili dan sahabat. Hari pertama dari tahun (ganjitsu) biasanya
    dilewatkan bersama keluarga.
  • Setsubun
    Memasuki tiap musim (musim semi,musim panas,musim gugur,musim dingin)
  • Ennichi
    Pekan raya kuil (hari raya yang berkaitan dengan Kami dan/atau Buddha)
VN:F [1.6.2_892]

Minggu, 06 September 2009

Categories

Source : http://www.jepang.net

Mau ¥300.000? Hamil Dong!

06 September 2009

Begitu kira-kira kalimat yang dilontarkan oleh program pemerintah Jepang yang baru. Kalau mau dapet ¥300.000 per tahun, para istri Jepang harus hamil anak kedua!

Sebegitu mendesaknya generasi masa depan Jepang harus diselamatkan sampe-sampe pemerintah Jepang terus mensosialisasikan program pembiayaan anak kedua dan ketiga dalam satu keluarga.

istri muda di jepang

Yoshiko Sato, seorang ibu muda yang baru mempunyai satu anak mengatakan bahwa program pembiayaan ini akan sangat membantu dia dan suaminya untuk mendapatkan anak kedua.

Yoshiko dan para orang tua lainnya beralasan bahwa biaya untuk menghidupi seorang anak sangat mahal di Jepang, mulai dari biaya persalinan di rumah sakit sampe dengan pendidikan tinggi.

Selain itu, mental "gila kerja" atau "workaholic" para wanita Jepang juga tidak mudah untuk diubah dengan kegiatan mengganti popok di rumah.

mengganti popok

Kalo di Indonesia, gak ada yang nunda hamil kayak gini. Langsung tancap!
Source : http://www.jepang.net/

The Cove: Ribuan Ikan Lumba-Lumba Dibantai

04 September 2009

Belakangan ini sisi gelap Jepang sedang banyak dibicarakan orang.

Adalah Ric O'Barry, sang pemerhati lingkungan dan penyayang binatang yang memulai semua ini. Dia pergi ke pulau Taiji bersama kru filmnya untuk menyelidiki sisi tergelap (dan tersadis) Jepang di jaman modern.

Rupanya para nelayan di sisi teluk Taiji yang tersembunyi telah lama membantai ribuan ikan lumba-lumba selama bertahun-tahun. Mereka membunuh tanpa ada perasaan bersalah untuk dijadikan makanan. Ric menduga ini adalah perbuatan kelompok Yakuza yang bahkan orang-orang Jepang sendiri merasa malu.
source :http://www.jepang.net/